BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Secara teoritis
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepada manusia
melalui Muhammad sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran yang bukan
hanya mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber ajaran yang
mengambiul berbagai aspek adalah Al-Qur’an dan Hadist.
Sumber-sumber
ajaran Islam yang merupakan bagian pilar penting kajian Islam dimunculkan agar
dikursuskan dan paradigma keislaman tidak keluar dari sumber aslinya, yaitu
Al-Qur’an.
Selain itu
pokok-pokok ajaran Islam dan sejarh realitas pelaksanaannya merupakan bagian
yang perlu dikaji. Dalam kajian ini diperlukan beberapa pendekatan studi Islam
sehingga pemahaman tentang studi Islam dapat dengan mudah tercapai. Pemahaman
itu perlu didekati dengan berbagai dimensi, di antaranya mengenai makna tentang
Islam.
- Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan studi Islam?
2.
Apa saja pendekatan dalam studi Islam?
3.
Bagaimana analisis dari pendekatan tersebut?
- Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi pendekatan studi Islam.
2.
Untuk mengetahui macam-macam pendekatan studi Islam.
3.
Untuk mengetahui analisis dari pembahasan pendekatan studi Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Pendekatan Studi Islam
Pendekatan adalah suatu cara kerja
untuk memudahkan pendidik/warga belajar agar peserta didik atau warga belajar
ingin belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendekatan adalah
cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama (Uicha, 2011). Pendekatan studi
Islam adalah suatu cara kerja untuk memudahkan seseorang mengetahui dan
mendalami Islam secara luas dan menyeluruh agar tidak muncul pola fikir yang
dangkal.
- Beberapa Pendekatan Studi Islam
Adapun pendekatan studi Islam, antara lain:
1.
Pendekatan
normatif
Normatif adalah peraturan yang
mengatur tentang baik buruknya perbuatan berdasarkan norma yang berlaku. Norma
adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat yang bertujuan untuk
mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa.Menurut Lubis
(2011) Pendekatan normatif adalah sebuah pendekatan yang lebih menekankan aspek
norma-norma dalam ajaran Islam sebagaimana terdapat dalam Alqur’an dan Sunnah.
Pendekatan normatif diklasifikasikan menjadi tiga: Missionaris tradisional
Yaitu pendekatan yang bertujuan merubah suatu masyarakat agar masuk agama
tertentu diserta penyakinan akan pentingnya peradaban missionaris, seperti yang
dilakukan oleh Belanda dengan menjajah Indonesia, mereka tidak hanya meyakinkan
betapa kuatnya perabadaban yang mereka miliki, tetapi juga menyebarkan agamanya
yaitu Agama Kristen.
Apologetik Pendekatan yang bertujuan
untuk menguatkan keimanan suatu kaum yang terlindas arus modernitas agar
bangkit dan percaya diri dengan identitas keislamannya. Irenic Pendekatan yang
dilakukan untuk menyatukan non muslim yang berorientasi negatif tentang orang
muslim, dengan Muslim yang berorientasi menyimpang. Supaya tercapai perdamaian
bangsa dan hilangnya prasangka, perlawanan dan saling menghina.
2.
Pendekatan Antropologis
Antropologi berasal dari Bahasa Yunani
”anthropos” artinya manusia/orang, dan ”logos” yang berarti wacana. Menurut
ilmutuhan.com (2011), antropolgi adalah ilmu yang membahas tentang manusia,
khususnya tentang asal usul, aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat dan
kepercayaan masa lampau. Antropologis adalah adalah ilmu yang mempelajari
tentang segala aspek dari manusia terdiri dari aspek fisik dan non fisik dan
berbagai pengetahuan tentang kehidupan lainnya yang bermanfaat. Pendekatan antropologis
adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat praktik keagamaan
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Kajian antropologi dibagi empat,
yaitu:
a. Intelektualisme, yaitu mempelajari agama dari
sudut pandang intelektual yang mencoba melihat definisi agama dalam setiap
masyarakat, kemudian melihat perkembangannya (religius development) dalam suatu
masyarakat. E.B. Taylor mengemukakan bahwa agama sebagai kepercayaan terhadap
adanya kekuatan supernatural.
b. Strukturalis
c. Fungsionalis
d Malinowski bertujuan mengetahui titik pandang pemikiran masayarakat
sederhana dan hubungannya dengan kehidupan serta mengatakan pandangan-pandangan
mereka tentang dunia. liran historis EE Evans Pritchard dalam penelitiannya
mengatkan bahwa aliran historis adalah membandingkan struktur masyarakat dan
kebudayaan yang berbeda. liran struktural Claude Levi Strauss mengemukakan
bahwa. Simbolis Ketiga teori ini dikembangkan Emile
Durkheim, mengilhami banyak orang dalam melihat agama dari sisi yang sangat
sederhana sekaligus menggabungkannya secara struktur. Objek
antropologi agama ada empat, yaitu: odus pemikiran primitif, omunikasi, seperti
simbol dan mite, eori dan praktik keagamaan, Praktik ritual sampingan seperti
magic. Sedangkan aliran antropologi agama terdiri dari: liran fungsional
Penelitian Brosnilaw Kacper bahasa dan mite menggambaerkan kaitan antara alam
dengan budaya dan hubungan antara alam dan budaya itu ditemukan hukum-hukum
pemikiran masyarakat yang diteliti.
3.
Pendekatan
Sosiologis
Sosiologi berasal dari Bahasa Latin
”socius” artinya teman/kawan, dan ”logos” yang artinya ilmu pengetahuan.
Sosiologi juga dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Menurut
Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari strukrtur sosial dan proses-proses sosial
termasuk perubahan sosial.Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta
sosial yakni mengandung cara-cara bertindak, berfikir, berperasaan yang berada
di luar individu (Durkheim, 1970). Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
membatasi diri terhadap persoalan penilaian (Soekarno, 2006).
Pendekatan sosiologi adalah salah satu upaya
memahami agama dengan cara meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan
diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya agar pola fikir berkembang
dan akan mengalami evolusi yang menyebabkan perubahan sosial masyarakat baru
dan akan tercipta tingkat integrasi lebih besar. Agama
lebih memperhatikan bidang sosial (Rahmat, 2006), hal ini dapat kita lihat
jelas di dalam Al Quran dan Hadist bahawa perbandingan ayat ibadah dengan
muamalah (masalah sosial) adalah 1:100, dan sholat berjamaah lebih baik dari
pada sendiri (1:27).
4. Pendekatan Teologis
Teologi merupakan cabang filsafat
yang mempelajari pengetahuan tentang hakekat Tuhan serta keberadaanya. Teologi
berasal dari Bahasa Yunani, ”Theos” yang berarti Allah (Tuhan) dan ”logis” yang
artinya ilmu. Teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang
berkaitan dengan keyakinan beragama atau ilmu yang mempelajari tentang Tuhan.
Teologi adalah pembahasan materi tentang eksistensi Tuhan dan tuhan-tuhan dalam
dalam sebuah konsep nilai-nilai ketuhanan yang terkontruksi dengan baik
sehingga pada akhirnya menjadi sebuah agama/aliran kepercayaan.
Pendekatan teologis
dibagi menjadi tiga: Teologi Normatif/Apologis Pendekatan Teologi Normatif
adalah sebuah upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan
yang menimbulkan keyakinan bahwa agama yang dianutnya dianggap paling benar
dibandingkan yang lain. Teologi Dialogis Pendekatan
Teologi Dialogis adalah mengkaji agama tertentu dengan menggunakan perspektif
agama lain. Teologi ini bertolak dari perspektif teologi kristen. Bahkan banyak
digunakan orientalis dalam mengkaji Islam. Teologi Konvergensi Pendekatan
Teologi Konvergensi adalah metode pendekatan terhadap agama dengan melihat
unsur-unsur persamaan dari masing-masing agama/aliran, untuk mempersatukan
unsur esensial dalam agama-agama sehingga tidak nampak perbedaan yang esensial.
5. Pendekatan fenomenologis
Fenomenologi adalah sebuah studi
Islam dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena.
Pendekatan fenomenologi merupakan pendekatan agama dengan cara membandingkan
berbagai macam gejala dari bidang yang sama antara berbagai macam agama
(Dhavamony, 1995). Tokoh fenomenologi adalah Edmund Hussert dan Alfred Schulta,
mereka mengungkapkan bahwa ”Diam merupakan tindakan untuk mengungkapkan
pengertian sesuatu yang sedang diteliti, dengan diam akan mengetahui perilaku
orang lebih lanjut”.
Tujuan fenomenologi:
Menginterprestasikan suatu teks berkenaan dengan persoalan agama dengan
setepat-tepatnya. Merekonstruksi suatu kompleks tempat suci kuno/menerangkan
permasalahan suatu cerita dari mitos. Memahami struktur dan organisasi dari
suatu kelompok masyarakat religius dengan kehidupan sekitar.
6. Pendekatan
filosofis
Kata filosofis berasal dari kata
filsafat, dari Bahasa Yunani yaitu ”pilos” yang artinya cinta kepada kebenaran,
ilmu dan hikmah. Filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal
dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat
mengenai segala sesuatu yang ada (Galzaba, 1973).
Menurut
Purwadarmita (1999), filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenal sebab- sebab, asas-asas hukum dsb terhadap sesuatu yang ada di
alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu. Dari pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan
filosofis (arti sematik) merupakan studi proses tentang kependidikan yang
didasari dengan nilai-nilai ajaran Islam menurut konsep cinta terhadap
kebenaran, ilmu dan hikmah yang bersumber dari Al Quran dan Hadist. Pendekatan
filosofis (arti praktis) adalah suatu pendekatan yang penilaiannya berdasarkan akal
(rasional). Ukuran benar dan salahnya ditentukan dengan penilaian akal, apakah
bisa diterima oleh akal atau tidak.
7. Pendekatan Historis (sejarah)
Historis adalah suatu ilmu yang
membahas berbagai peristiwa dengan menggunakan unsur-unsur tempat, waktu,
objek, latar belakang dan perilaku dari peristiwa tersebut. Pendekatan historis
adalah salah satu upaya memahami agama dengan menumbuhkan perenungan untuk
memperoleh hikmah dengan cara mempelajari sejarah nilai-nilai Islam yang
berisikan kisah dan perumpamaan. Al Quran terdiri dari dua bagian yaitu tentang
konsep- konsep dan kisah sejarah perumpamaan. Dari sejarah perumpamaan inilah
seseorang bisa mengambil hikmah.
8. Pendekatan politis
Teori politik normatif adalah cara
untuk membahas lembaga sosial, khususnya berhubungan dengan kekuasaan publik,
dan tentang hubungan antar individu di dalam lembaga politik disebut juga
sebagai moral/etika. Perlawanan menghadapi penjajah merupakan pergerakan
politik Islam yang kemudian menjadi pembentukan negara Indonesia.
Pendekatan politis adalah salah satu upaya
memahami agama dengan cara menanamkan nilai-nilai agama pada lembaga sosial
agar timbul motivasi/keinginan untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan serta
perdamaian pada masyarakat. Pendekatan politis dibagi
menjadi lima, yaitu:
a. Pendekatan politis dekonfessionalisasi Secara
garis besar, untuk menyatukan perbedaan antara kelompok dan memelihara hubungan
politik bersama dalam sebuah negara, seluruh identitas keyakinan simbol- simbol
kelompok harus bisa ditinggalkan untuk sementara waktu dalam rangka mencapai
suatu kesatuan dan kebersamaan yang lebih besar (Grms, 2008).
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa perdekatan politis De konfessionalisasi adalah pendekatan/
usaha dengan meningglakan seluruh identitas keyakinan yang berupa simbol dalam
sementara waktu untuk menyatukan perbedaan antar kelompok dan memelihara
hubungan politik besama dalam sebuah negara agar tercapai suatu kesatuan dan
keberdsamaan yang lebih besar. Pancasila sebagai ideologi yang digunakan Bangsa
Indonesia untuk menjadikan bernegara (Nieuwenhujze, 1958) , dari situ bukan
berarti Islam kalah dengan pancasila tetapi di dalam pancasila tersimpan
nilai-nilai Islam yaitu keesaan Tuhan, demokrasi, keadilan sosial dan
kemanusiaan.
b. Pendekatan politis domestikasi Islam Teori ini
menggambarkan hebatnya Islam berkembang di Indonesia tetapi lumpuh karena
didominasi kekuatan lokal. Menurut Harry J. Benda dalam Daniel Dokhada,
berpandangan bahwa bangkitnya Mataram Islam sebenarnya adalah kekuatan Hindu
Jawa bukanlah Islam itu sendiri.
c. Pendekatan politik skismatik aliran Teori ini
dikembangkan oleh Robert Jay dan Clifford Goerta. Pendekatan skismatik
memberikan gambaran tentang adanya realitas kelompok aliran dalam kehidupan
sosial, budaya dan politik serta agama dalam masyarakat jawa (Yudiwah, 2011).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, kekuatan diluar Islam yang
senantiasa menyaingi bahkan menjinakan yaitu kelompok abangan dan priayi.
d. Pendekatan politik trikotomi Pendekatan ini
dikembangkan Allan Samson dalam aliran ini menjelaskan karakteristik Islam
tidak dapat dilihat secara tanggal seperti santri yaitu mereka yang tetap
mempertahankankan Islam sebagai baris dan norma dalam berpolitiknya. Politik santri dibagi menjadi tiga, yaitu: Fundamentalis, yaitu
menetapkan agama dalam aspek kehidupan, termasuk bernegara. Reformis, yaitu
menempatkan secara rasional posisi Islam dalam kehidupan politik termasuk
membanguin relasi bagi penerapan kepentingan Islam. Akomodisionis, yaitu kelompok
santri yang lebih terbuka walau sepintas tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam. Dari metode gerakan tersebut merupakan langkah terpenting sebagai jalan
berfikir/alat negosiasi dalam politik.
e. Pendekatan politik kultural/diversifikasi
Menurut Emmerson (1987), Islam dalam skala kebudayaan memiliki kemenangan yang
hebat di Indonesia. Teori ini mengarahkan kembali energi politik umat Islam ke
dalam kegiatan non politik. Islam kultural akan memunculkan Islam yang lebih
simpatik dan subtantif (Grms, 2008). Dari penjelasan di atas tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa kultural menjelaskan islam sebagai kekuatan budaya
yang berhasil dalam menakhlukan kekuatan politik.
9. Pendekatan Psikologi
Psikologi berasal dari Bahasa Yunani
”psych” yang berarti jiwa dan ”logis” yang berarti ilmu. Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari jiwa(Wundt, 1879). Pendekatan psikologi adalah paradigma cara
pandang memahami agama dengan mempelajari jiwa seseorang dengan cara melihat
gejala perilaku yang dapaat diamati. Dalam Islam banyak sekali pengambaran
batin. Seperti iman, taqwa kepada Allah. Perilaku seseorang dapat dilihat dari
sesuatu yang dia yakini. Dengan psikologi, akan diketahui tingkat keagamaan
yang dihayati, dipahami dan diamalkan serta sebagai alat untuk memasukkan agama
ke dalam jiwa seseorang.
10. Pendekatan interdisipliner
Pendekatan interdisipliner adalah
adalah kajian dengan menggunakan sejumlah pendekatan sejumlah pendekatan/sudut
pandang dalam studi, misalnya menggunakan pendekatan sosiologis, historis dan normatis
secara bersamaan (Uicha, 2011). Dari pendapat tersebut, pendekatan
interdisipliner adalah upaya dalam memahami Islam dengan menggunakan sejumlah
sudut pandang pendekatan karena dalam teori interdisipliner sangat penting
dibanding hanya satu pendekatan saja.
Contoh interdisipliner adalah
seperti aborsi, perlu dilacak nash Al Quran dan Sunnah Nabi tentang larangan
pembunuhan anak, dan tahap penciptaan manusia dihubungkan teori embriologi.
Dari pendekatan interdisiplner akan memunculkan beberapa pendekatan baru dengan
catatan: Perkembangan ilmu pengetahuan Adanya penekanan terhadap bidang
pendekatan tertentu, dimaksudkan agar mampu memahami ajaran Islam lebih
lengkap. Dengan pendekatan interdisipliner akan memunculkan beberapa pendekatan
studi Islam yang lain, sebagian besar dipengaruhi studi kawasan. Misalnya:
Sastra Islam dan arkeologi Linguistik (bahasa) Sastra (literature) Ekonomi
Ilmiah Doktriner Filologi (cinta terhadap kata-kata) Semiotika (makna
benda/lambang) Mistis Dll Perkembangan Pendekatan dalam memahami Islam adalah
suatu yang wajar. Sebab bila tidak, agama tidak akan mendapatkan perhatian.
C. Analisis dari sepenggal
pembahasan di atas, dapat kita ketahui begitu pentinggnya pendekatan dalam
metodologi studi Islam melalui beberapa aspek-aspek, metode-metode, yang mampu
berkembang dalam kemajuan ilmu pengetahuan pada zaman modern. Dalam hal ini umat islam harus bisa melakukan gerakan pemikiran
untuk mengantisipasi perkembangan dan kemajuan studi Islam. Di sinilah
pentingnya menggali ajaran Islam untuk mewujudkan suatu kedamaian, dan
kesejahteraan suatu masyarakat dalam berbangsa, dan bernegara.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Pendekatan Metodologi Studi Islam
adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hal ini adalah agama Islam.
Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek yang sesuai dengan cara pandangnya.
Adapun pendekatan studi Islam, antara lain:
1. Pendekatan normatif adalah
sebuah pendekatan yang lebih menekankan aspek norma-norma dalam ajaran Islam
sebagaimana terdapat dalam Alqur’an dan Sunnah.
2. Pendekatan antropologis adalah
salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat praktik keagamaan yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
3. Pendekatan
sosiologi adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara meningkatkan
kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya agar pola fikir berkembang dan akan mengalami evolusi yang
menyebabkan perubahan sosial masyarakat baru dan akan tercipta tingkat
integrasi lebih besar.
4. Pendekatan fenomenologi
merupakan pendekatan agama dengan cara membandingkan berbagai macam gaya dari
bidang yang sama antara berbagai macam agama
5. Pendekatan teologis adalah sebuah
upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang
menimbulkan keyakinan agama dianggap paling benar dibandingkan yang lain.
6. Pendekatan fenomenologi
merupakan pendekatan agama dengan cara membandingkan berbagai macam gejala dari
bidang yang sama antara berbagai macam agama
7. Pendekatan filosofis merupakan
studi proses tentang kependidikan yang didasari nilai-nilai filosofis yang
bersumber dari Al Quran dan Hadist.
8. Pendekatan
politis adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara menanamkan
nilai-nilai agama pada lembaga sosial agar timbul motivasi/keinginan untuk
meraih kebahagiaan dan kesejahteraan serta perdamaian pada masyarakat.
9. Pendekatan psikologi adalah
paradigma cara pandang memmahami agama dengan mempelajari jiwa seseorang dengan
cara melihat gejala perilaku yang dapaat diamati. Dalam Islam banyak sekali
pengambaran batin.
10. Pendekatan interdisipliner
adalah upaya dalam memahami Islam dengan menggunakan sejumlah sudut pandang
pendekatan.
- Saran
Demikian makalah yang berjudul
“Beberapa Pendekatan Studi Islam” Penulis buat. Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran konstruktif
penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini
menjadi motivator dan inspirator bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Dhavamony, Maria Susai. 1995. Fenomenologi Agama. Yogjakarta:
Kanisius.
Durkheim, Emile. 1970. Suatu Studi, Teori, Aplikasi Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Galzaba. 1973. Sistematika Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang.
Rahmat, Jalaluddin. 2006. Islam dan Pluralisme,
Akhlaq Al Quran menyikapi Perbedaan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Saleh, Ahmad Syukri. 2010. Metodologi Tafsir Al Quran Kontemporer.
Jakarta: GP Press.
Tim MKD IAIN Sunan Ampel. 2010. Pengantar Studi Islam.
Surabaya: Sunan Ampel Press.
maksih kak, materinya membantu dan bagus...
BalasHapusMksih bnyak kk materinya
BalasHapusTErima ksih banyak atas makalahnya. membantu sekali
BalasHapusSangat membantu sekali.terima kasih
BalasHapusThanks you bro
BalasHapus