A. Latar Belakang
Big Five Personality merupakan
salah satu teori kepribadian yang berkembang di abad ke-20an. Teori ini
memiliki lima faktor kepribadian yang masing-masing faktornya memiliki enam facet.
Dengan demikian, Big Five Personality memiliki 30 unsur kepribadian yang
mendasari kepribadian setiap orang. Dengan adanya kupasan terhadap
kecenderungan kepribadian yang lebih unik ini, diharapkan dapat mendeteksi
kreativitas para pekerja dalam rangka meningkatkan kinerjanya (Pervin, 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Pengaruh Big Five Personality terhadap kreativitas, dan menganalisis
pengaruh kreativitas terhadap kinerja para pekerja melalui deteksi kepribadian,
dalam hal ini adalahBig Five Personality. Penelitian ini dilakukan
sebagai upaya meningkatkan kinerja para pekerja. Manfaat hasil penelitian ini
adalah, selain untuk pengembangan ilmu Psikologi Industri dan Organisasi juga
untuk mendapatkan jalan keluar atau masukan kepada calon maupun para pekerja
mengenai faktor kepribadian Big Five Personality yang dapat meningkatkan
kinerja melalui pengembangan kreativitas. Hal yang baru dari penelitian ini
adalah untuk menelaah kinerja para pekerja kaitannya dengan kreativitas melalui
deteksi kepribadian.
B. Teori Psikologi yang Digunakan
Teori kepribadian yang berkembang saat ini adalah
teori kepribadian yang lebih detil yang disebut dengan Big Five Personality.
Model Big Five Personality atau Model Lima Besar Kepribadian dibangun
dengan pendekatan yang lebih sederhana. Walaupun teori Big Five Personality terlihat
begitu kompleks dibanding dengan teori lain sebelumnya, beberapa pendekatan
yang dilakukan dalam penelitian-penelitian lebih sederhana. Prosedur yang dipergunakan
oleh para peneliti, yaitu mencoba menemukan unsur mendasar dari kepribadian
dengan menganalisis kata-kata dalam penyusunan aitem skala yang dipergunakan
oleh subjek peneliti. Big Five Personality memiliki reliabilitas dan
validitas yang relatif stabil, hingga seseorang menginjak dewasa (Pervin,
Cervone, & Oliver, 2012).
Pendekatan teori kepribadian
sering dipergunakan dalam rangka mencari solusi mengenai kesulitan-kesulitan
yang bersifat personal. Contohnya adalah penelitian Freud tentang introspeksi
diri, penelitian Jung tentang kemampuan melakukan visi dan ketertarikan terhadap
pengalaman, Rogers meneliti dengan pendekatan optimistik untuk menghadapi
tantangan ke depan dan Erikson menemukan tentang identitas unik pada diri
(Monte & Robert, 2003).
Model perbedaan individu akan mudah ditunjukkan dengan beberapa
level yang disebut dengan “Lima Besar” dimensi. Goldberg (Pervin, 2000)
menyatakan penemuan penelitiannya mengenai dimensi bahwa “Besar” artinya ada
beberapa sub-sub faktor yang lebih spesifik pada sifat seseorang. “Lima Besar”
hampir tidak dapat dijangkau dan abstrak dalam hierarki kepribadian. Eysenck
menyebut dengan “Faktor-faktor super”. Meskipun berbeda dalam terminologi untuk
“Lima Besar“, faktor yang dimaksud, antara lain Neuroticism (N) atau
Neurotisisme, Extraversion (E) atau Ekstraversi, Opennes to experience
(O) atau Keterbukaan atas pengalaman, Agreeableness (A) atau
Kesepakatan, dan Conscientiousness (C) atau Ketelitian.
John (1990) membuat singkatan atas kelima faktor kepribadian
tersebut dengan OCEAN. Sedangkan Digman dan Hogan (1996) menyebutkan dengan
istilah Neuroticism (N) mencakup perasaan-perasaan negatif, cemas,
sedih, mudah tersentuh, nervous. Faktor Keterbukaan atas pengalaman (O)
meliputi keterbukaan, kedalaman dan mental individual yang kompleks dan
pengalaman hidup. Ekstraversi (E) dan faktor kesepakatan (A) termasuk
interpersonal bahwa seseorang dapat bekerjasama dan bergaul dengan orang lain.
Terakhir adalah yang disebut dengan faktor ketelitian (C), menyangkut tugas dan
capaian serta kontrol yang merupakan persyaratan sosial.
Lima Faktor Kepribadian ini
didesain untuk melihat karakter kepribadian seseorang yang paling penting dalam
hidupnya. Hipotesis leksikal yang paling mendasar adalah bahwa perbedaan individu
dalam transaksi manusia akan dikode sebagai terminologi tunggal atau semua dari
bahasa di dunia (Goldberg, 1990). Variasi dari perbedaan individu lebih pada
suatu gabungan dari facet-facet tersebut.
Goldberg (Pervin, 2000)
mengilustrasikan arti dari faktor-faktor tersebut. Kepekaan emosi yang
merupakan bagian dari Neuroticism (N) dengan sisi lain dari perasaan
negatif termasuk kecemasan, sedih, mudah tersinggung, dan gugup. Faktor keterbukaan
atas pengalaman (O) digambarkan dengan keluasan, kedalaman dan kompleksitas
dari mental individu dalam pengalaman hidup. Faktor ekstraversi (E) dan faktor
kesepakatan (A), kedua sifat tersebut lebih bersifat interpersonal, yang
berarti perbuatan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Faktor
ketelitian (C) telah dijelaskan di awal, lebih berkaitan dengan tugas dan
perilaku sebagai tujuan akhir dan pengendalian diri sebagai faktor sosial.
Penelitian Hogan (1996) menghasilkan rangkaian yang lebih tinggi
tingkatannya yang menggambarkan kepribadian secara unik sebagai instrumen yang
terstandar, sehingga dapat memprediksi hubungan dengan pendekatan kinerja dan
beberapa kasus yang mengutamakan pada kemampuan kognisi, khususnya dalam
penelitian kepribadian yang berhubungan dengan model Lima Faktor Keribadian (Big
Five Personality) yang sering disebut dengan “Lima Besar”.
Barrick dan Mount (1991) meneliti tentang kaitan Lima Faktor
Kepribadian dengan kinerja, dalam hal ini menggunakan korelasi terhadap Lima
Faktor Kepribadian sebagai prediktor dari kinerja dan kecakapan dalam pelatihan
pada lima level pekerjaan. Hasilnya adalah faktor ekstraversi berpengaruh
terhadap kinerja untuk level pekerjaan manajer, faktor kesepakatan berpengaruh
terhadap kinerja untuk level pekerjaan manajer dan polisi, sedangkan faktor ketelitian
berpengaruh terhadap Kinerja untuk semua level pekerjaan, faktor neuroticism
berpengaruh terhadap kinerja polisi serta faktor keterbukaan atas
Pengalaman dan faktor ekstraversi berpengaruh terhadap kinerja untuk level
pekerjaan kecakapan dalam memberikan pelatihan.
C. Metode Penelitian
Dalam jurnal berbahasa
Indonesia, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan Regresi Linier Dua Tahap atau Two
Stage Least Square (2SLS) dengan SPSS 19. Tahap pertama melakukan regresi
faktor Big Five Personality terhadap kreativitas. Tahap kedua melakukan
regresi nilai prediksi regresi tahap pertama dengan kinerja anggota DPRD.
Penelitian ini menganalisis
variabel-variabel Big Five Personality, kreativitas, dan kinerja.
Sedangkan alat ukur yang dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah
skala yang diukur dengan skala semantik 10 poin dimana poin 1 untuk penilaian
sangat jelek sekali sampai dengan poin 10 untuk penilaian sangat baik sekali
(Ferdinand, 2011).
Kinerja anggota Dewan, diungkap
dengan menggunakan skala kinerja yang terdiri dari aspek presensi kehadiran,
pelayanan masyarakat dan capaian target (termasuk Perda yang telah dihasilkan
dan anggota dewan siapa saja yang terlibat). Aspek kinerja didapat dari teori
Staw (1991) dan Simamora (2005) yang disesuaikan dengan karakteristik
kreativitas pekerjaan anggota Dewan. Sedangkan skala untuk mengungkap
kepribadian yang terkait dengan variabel Big Five Personality. Kreativitas
anggota Dewan diungkap menggunakan skala sesuai aspek kreativitas (Sternberg,
1999) yaitu (1) pribadi, merupakan interaksi yang dianggap unik dari
lingkungan, (2) pendorong, dalam hal ini mendorong sistem yang ada di internal
dan eksternal lingkungan, (3) proses, sebagai wujud pengamatan seseorang
terhadap permasalahan, dan (4) produk, merupakan hasil dari proses di atas.
Subjek penelitian sebanyak 36
orang dari jumlah anggota Dewan Kota ’S’ sebanyak 50 orang. Walaupun jumlah
subjek terbatas, Ferdinand (2011) berpendapat bahwa sampel penelitian sebaiknya
lebih besar dari 30 dan kurang dari 500. Jumlah tersebut sudah memadai bagi
suatu penelitian. Skala dibagikan ke seluruh anggota DPRD Kota ’S’ dalam empat
gelombang sesuai dengan agenda atau jadwal Sidang Komisi pada bulan September
dan Oktober 2013 namun hanya 36 orang (72%) yang mengembalikan skala
penelitian.
Uji Validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel. Uji normalitas data
penelitian tahap pertama dan tahap kedua menggunakan uji one sample Kolmogrorov-Smirnov.
Sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha (Nunuly dalam
Ghozali, 2011). Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat scatterplot
antara Standardized Predicted Value (ZPRED) dengan Studentized
Residual (SRESID), dan uji multikolinearitas.
Sedangkan dalam jurnal
berbahasa Inggris, penelitian ini digunakan dengan menggunakan metode pencarian
literatur untuk mengidentifikasi studi validitas kriteria yang terkait dengan Big
Five Personality. Ada tiga strategiyangdigunakanuntuk
mencariliteratur yang relevan. Pertama, pencariankomputerdilakukandariPsycINFO(1967-1988)danDisertasiAbstrak(1952-1988)untuk
menemukansemua rujukankepribadiandalam seleksikerja.Kedua,
pencarian manualdilakukanyangterdiri daripemeriksaansumber yang
dikutip dalambeberapa referensi yang dijadikantinjauanliteratur, artikel, buku yang membahastentang topik ini,
buku panduan tentanginventorikepribadian, dan jurnalyang termasuk dalam referensi-referensi di atas (termasuk
Jurnal Psikologi Terapan,Psikologi
Personalia, Jurnal AkademiManajemen, Jurnal Perilaku Organisasidan ProsesKeputusanManusia/Perilaku
OrganisasidanKinerja Manusia, Jurnal Manajemen, JurnalPerilaku SiswaSMK, JurnalKepribadiandanPsikologiSosial,
JurnalKonsultasi,dan JurnalPsikologiKlinis).Ketiga,
penelitian dilakukan dengan bantuan lebih dari 60 praktisi yang dihubungi melalui surat untuk memintabantuan mereka
dalammengirim ataumenemukanstudivalidasitambahantentang tes-tes kepribadian.
Secara
keseluruhan,
riset tersebutmenghasilkan231studivaliditas tentang kriteria yang terkait dengan riset
tersebut. 117di antaranya dapat diterimauntuk
dimasukkandalam analisisini. Sisanya114penelitiantidak
dimasukkankarena beberapa alasan.44hasil penelitian dilaporkanuntuk
kepentingan nilaiinventarissaja dantidak dimasukkan dalam analisis karenatidakterfokus padavaliditasukurankepribadian.24 hasil
penelitianmenggunakanskorkomposityang diekstrak menjadiitem spesifikdariskala
yang berbedadan dari instrumen yang berbeda pula.19 hasil penelitiandilaporkanhanya
memilikikoefisienvaliditasyang signifikan.15 hasil
penelitiandigunakan oleh pihakmiliter ataulaboratoriumdan12 hasil
penelitianyang tidakmemberikan informasi memadai.
Sebanyak
162 sampel diperoleh dari 112 studi.Ukuran sampel
berkisar antara 13 sampai 1.401 (A4 = 148,11; SD = 185,79), menghasilkan total
23.994 sampel. 39 sampel dilaporkan pada tahun 1950, 52 sampel pada tahun 1960,
33 sampel pada 1970-an, dan 38 sampel pada 1980-an. 50 sampel (31%) dikumpulkan
dari sumber-sumber yang tidak diterbitkan dan sebagian besar adalah disertasi
yang tidak dipublikasikan.
Penelitiandikategorikanmenjadi
limakelompokkerja utamadalamtiga jeniskriteria. Kelompok-kelompokkerjayangprofesional(5%
darisampel), yang terdiri dariinsinyur,
arsitek, pengacara, akuntan, guru, dokter,
danpara menteri; polisi(13% darisampel); manajer(41% darisampel), yang berkisar dari mandorkeeksekutif;
penjualan(17% darisampel); dan terampilsemi-terampil (24% darisampel), yang terdiri dari
berbagaipekerjaan sepertirohaniawan, perawat, petani, pramugari, asisten
medis, mantri, teknisi bagasimaskapai
penerbangan, perakit, operator
telepon, pegawaitoko kelontong, sopir
truk, danpekerja produksi. Tiga
jeniskriteriaadalahkecakapankerja(68% darisampel),
kecakapan pelatihan(12% darisampel),
dan datapersonil(33% darisampel).
D.
Analisis Teori
Topik
yang diangkat penulis adalah mengenai pengaruh Big Five Personality yang
terdiri dari faktor neuroticism, extraversion, openness to experience,
agreebleness, dan conscientiousness terhadap performa kerja. Dalam
jurnal berbahasa Indonesia, topik lebih ditekankan terhadap kreativitas dan
implikasinya pada kinerja anggota DPRD Kota ‘S’ periode 2009-2014. Sedangkan
dalam jurnal berbahasa Inggris, topik lebih ditekankan pada tiga kriteria
performa kerja (kecakapan kerja, kecakapan pelatihan, dan data personil)
terhadap lima kelompok pekerjaan (professionals, police, managers, sales,
dan skilled/semi-skilled).
Dalam
kedua jurnal disinggung teori Big Five Personality yang terdiri dari Neuroticism (N) atau Neurotisisme, Extraversion
(E) atau Ekstraversi, Opennes to experience (O) atau Keterbukaan
atas pengalaman, Agreeableness (A) atau Kesepakatan, dan Conscientiousness
(C) atau Ketelitian yang keseluruhannya memengaruhi kinerja seseorang. Hal
ini sesuai dengan berbagai temuan penelitian pada tiap-tiap trait berikut
ini untuk memberikan beberapa penelitian menarik yang diilhami oleh model lima
faktor kepribadian (King, 2010) :
1. Lucas & Fujita (2000 dalam King, 2010)
berpendapat bahwa Neuroticism lebih sering dikaitkan dengan perasaan emosi
negatif daripada emosi positif dalam kehidupan sehari-hari seseorang dan lebih
lama mengalami keadaan-keadaan negatif. Neurositisme menggambarkan tingkat
kecemasan seseorang, ketidakmampuan mengontrol dorongan, dan kecenderungannya
merasakan emosi negatif seperti
kemarahan, rasa bersalah, kebencian, dan penolakan. Individu yang neurotik
sering merasa khawatir, sering mengeluh, dan pembangkang, bahkan saat mereka
tidak memiliki masalah dalam kehidupan mereka. Mereka selalu melihat sisi pahit
dari kehidupan dan tidak dapat merasakan sisi kehidupan yang menyenangkan (Wade
& Tavris, 2007).
2. Emmons & Diener (1986 dalam King, 2010)
berpendapat bahwa orang-orang yang extrovert lebih mungkin terlibat dalam berbagai kegiatan sosial.Faktor ini
mencakup trait seperti banyak bicara, suka bersosialisasi, suka
berpetualang, dan ingin tampil di depan umum (Wade & Tavris, 2007).
3. King, McKee-Walker, & Broyles (1996 dalam
King, 2010) berpendapat bahwa Openness dikaitkan dengan IQ yang lebih
tinggi, nilai-nilai liberal, keterbukaan pikiran, dan toleransi. Openness to
experience dikaitkan dengan kretivitas dan pencapaian kreatif.
4. King & Broyles (1997 dalam King, 2010)
berpendapat bahwa Agreeableness berkaitan dengan kedermawanan, dan
ketika diminta membuat satu keinginan untuk segala hal, mereka lebih mungkin
membuat keinginan yang altruistik.
5. Jensen-Campbell & Malcolm (2007 dalam
King, 2010) berpendapat bahwa Conscientiousness dihugungkan dengan
kualitas persahabatan yang lebih baik.
Bagusnya lagi, Big Five Personality cukup stabil dalam
kurun waktu kehidupan manusia, terutama saat seseorang memasuki usia 30 tahun.
Survei terhadap ribuan orang di 10 negara dan meta-analisis terhadap penelitian
longitudinal menemukan bahwa walaupun kaum muda (16 sampai 21 tahun) merupakan
kalangan yang paling neurotik (secara emosional negatif), dan paling sulit
dihadapi, serta paling malas, mereka cenderung menjadi orang yang lebih
menyenangkan, lebih tekun, dan menjadi lebih positif saat menginjak usia 30
hingga 40 tahun (Wade & Tavris, 2007).
Pada usia yang lebih dewasa, orang menjadi lebih kurang extrovert
dan menjadi kurang terbuka pada pengalaman baru. Perubahan-perubahan ini
ditemukan di berbagai negara sehingga mencerminkan universalitas pengalaman
orang dewasa, seperti pekerjaan, tanggung jawab keluarga, atau perubahan
kedewasaan umum sepanjang kehidupan seseorang (Wade & Tavris, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
King, L.
(2010). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba
Humanika
Wade,
C., dan Tavris, C. (2007). Psikologi: Edisi Ke-9. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar